Dunia oh dunia, mungkin itu yang
banyak dibahas oleh banyak Guru dan Ustadz ketika mengisi materi baik
pembelajaran dikelas ataupun ketika dimajelis. Dunia memang terkenal sangat
hijau, kenapa dibilang sangat hijau? Dikarenakan dunia itu sangat nikmat dan
sangat menggiurkan bagi para manusia yang mengejar kenikmatan dunia.
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji mengemukakan Teori Pemilu 2024 yang Amanah, Adil, Jujur dan Takut Akan Akhirat/Foto : Dokpri |
Kenikmatan
dunia memanglah sangat menggiurkan, dikarenakan ketika sudah mendapatkan
kenikmatan dunia maka apapun yang ingin dicapai didunia bisa diwujudkan dengan
kekuasaannya yang telah dicapai. Kenikmatan dunia terdiri dari 3 kategori yaitu
: Harta, Tahta dan Wanita.
Sebentar lagi
pada tanggal 14 Februari 2024 dinegara Indonesia akan menggelar pesta rakyat
yang sangat besar yaitu Pemilihan Umum atau disebut dengan Pemilu. Pada moment
tersebut para wakil rakyat akan berlomba – lomba berkampanye supaya bisa dapat
terpilih menjadi Calon Legislatif ataupun calon pemimpin negara dan pemimpin
daerah.
Pemilihan
Umum besok akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Caleg DPR Pusat, Caleg DPR
provinsi dan Caleg daerah kota atau kabupaten. Rakyat akan ditawarkan dengan
janji – janji para Caleg yang berkeinginan untuk dipilih dalam pesta rakyat 5
tahunan tersebut.
Variasi
janji kampanye para Caleg beraneka ragam, dari janji yang luar biasa hingga
janji yang biasa saja. Tak khayal banyak para Caleg yang mengobral janji mereka
walaupun pada akhirnya tidak ditepati atau tidak terealisasi. Didalam pikiran
mereka yang penting asalkan terpilih dahulu, masalah janji ditepati atau tidak
adalah masalah belakangan.
Padahal bagi
para Caleg akan mengalami celaka yang luar biasa apabila mereka menyepelekan
janji, karena janji tersebut akan ditagih dihari akhirat pembalasan nantinya.
Mereka kadang tidak sadar bahwa jabatan yang dikejar mereka hanyalah sementara
dan bahkan sudah ditentukan dalam tenggat waktu hanya 5 tahun.
Bukan
rahasia umum lagi, bahwa banyak Caleg yang menggelontorkan uang yang besar
sekali untuk bisa menjadi Anggota legislatif ataupun pemimpin daerah. Bukan
rahasia umum lagi bahwa dalam tayangan podcast ditelevisi bahwa Caleg DPR Pusat
untuk bisa terpilih untuk bisa menjadi anggota DPR pusat minimal harus
menggelontorkan dana minimal 40 milyar. Uang tersebut digunakan untuk kampanye,
dana partai, logistik, acara dan untuk memberikan uang pelicin bagi warga
pemilihnya. Bahkan uang 40 Milyar tersebut belum jaminan bisa terpilih apabila
saingan mereka juga menggelontorkan uang yang lebih diatas 40 Milyar.
Bukan
rahasia umum bahwa setelah Pemilu selesai maka banyak ditemukan banyak anggota
legislatif atau Caleg yang stres serta depresi bahkan banyak yang gangguan jiwa
dikarenakan kalah dalam pemilihan umum. Ekspektasi mereka yang berlebihan
membuat mereka tidak bisa mengendalikan koping sistem mereka sehingga mereka
menjadi stres, depresi bahkan hingga perilaku bunuh diri.
Dosen
Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa apabila Pemilu kita
masih banyak yang memakai Politik Uang maka sistem demokrasi dinegara Indonesia
tidak akan berjalan dengan baik. Bahkan apabila mereka Calon legislatif
terpilih, maka hal pertama yang mereka pikirkan adalah bagaimana mereka supaya bisa
“Balik Modal” atas uang mereka yang telah dikeluarkan. Maka dari itu untuk
mencegah hal tersebut perlu dilakukan perbaikan sistem pemilu dan sistem
demokrasi kita. Yang paling penting adalah menanamkan kesadaran masyarakat atau
warga supaya menolak politik uang dan memilih Caleg yang amanah serta jujur
serta takut akhirat.
Pemimpin
yang amanah, jujur dan takut akan akhirat maka mereka tidak akan berani ataupun
tidak akan pernah terbersit sedikitpun untuk berbuat curang ataupun bermain
politik uang. Karena mereka sadar bahwa mereka akan dihisab diakhirat kelak.
Bukan
rahasia umum lagi bahwa banyak contoh Para anggota DPR yang korupsi kemudian
ketika meninggalnya banyak keganjilan. Seperti ketika pemakaman Hujan badai
yang membuat mayat tersebut sulit dikuburkan serta tanda – tanda yang diberikan
dari Allah yang lain. Tentunya hal itu harus membuat kita menjadi lebih waspada
dan hati – hati dalam melangkah karena apa yang kita lakukan akan dihisab
diakhirat nanti serta dimintai pertanggungjawaban.
Tentunya hal pertama yang harus
dilakukan ketika terlanjur melakukan hal yang bathil adalah segera melakukan
Taubatan nasuha kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Dengan taubatan Nasuha yang benar maka akan membuat kita ketika menjalani hidup
menjadi lebih tenang dalam melangkah hidup ke depan.
Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta
Elinda Rizkasari menyampaikan bahwa penyebab utama dari segi psikologis kenapa
banyak Caleg yang akan depresi dan mengalami gangguan jiwa adalah penyakit
mental stres yang dialami oleh para Caleg gagal. Dimana penyebab dari penyakit
mental ini akan muncul secara tiba – tiba seperti dalam teori Neo Freud memang
tidak bisa diprediksi sebelumnya yang salah satu penyebabnya dikarenakan daya
tahan diri yang rapuh.
Elinda Rizkasari memberikan teori
bahwa masalah yang terjadi pada Caleg yang gagal salah satunya adalah konsep
diri yang bermasalah. Masalah Konsep diri terjadi dikarenakan terjadi gejolak
antara cita – cita dan harapan pada manusia tersebut. Bahwa pada manusia yang
memiliki daya tahan yang rapuh, manusia tersebut tidak akan mempunyai koping
adaptasi yang baik ketika masalah yang besar muncul pada dirinya.
Dalam teori yang dikemukan oleh
Elinda Rizkasari mengemukakan bahwa stres pasca pemilu tahunan terutama pada
Pemilu 2024 besok tidak selalu bisa diprediksi. Apabila dianalogikan pada
sebuah penyakit maka seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.
Untuk mengantisipasi terjadinya
fenomena kasus Caleg stres dalam skala besar maka sebelum persiapan Pemilu para
Calon Legislatif diwajibkan harus mengikuti pembekalan mental baik dari segi
pembekalan psikologis juga pembekalan dalam hal rohani pada bidang agama.
Sehingga dengan persiapan mental yang baik maka akan mengurangi resiko ledakan
Caleg stres ketika gagal dalam pemilu tahun 2024. *Red
Penulis : Prima Trisna Aji
Dosen Spesialis Medikal Bedah Lincoln College University
Malaysia